Hasad
(dengki) Adalah Penyakit Hati
Orang yang hasad adalah orang yang
merasa tidak senang mengetahui kenikmatan atau kebahagiaan yang dialami orang
lain. Selain itu, dikatakan juga bahwa orang yang hasad ialah orang yang
menginginkan kenikmatan hilang dari orang lain. Dia belum merasa tenang jika
orang lain belum mengalami kondisi seperti yang diharapkannya.Hal itu berbeda
dengan al-ghibthah,yaitu orang yang hanya menginginkan kenikmatan
seperti yang dialami orang lain tanpa menginginkan kenikmatan iu hilang dari
orang lain.Namun pada hakikatnya, dengki adalah perasaan marah atau benci
terhadap segala sesuatu yang baik yang dilihatnya pada diri orang lain.
Dengki itu ada dua macam. Pertama
adalah benci pada kenikmatan yang diperoleh orang lain secara mutlak,dan ini
merupakan sifat dengki atau dendam yang sangat berbahaya.kebenciannya itu
mendatangkan penyakit serta rasa terganggu terhadap sasaran kebencian.hal itu
akan menjadi penyakit di dalam hatinya sehingga dia akan sangat senang,jika
kenikmatan hilang dari orang lain walaupun dia tidak memperoleh manfaat atas
hilangnya kenikmatan pada diri orang lain itu.justru dia akan merasa lega atau
hilang rasa sakit hatinya jika orang lain kehilangan kenikmatan.Namun, rasa
hilang itu hanya hilang sementara,apalagi jika kenikmatan kembali dirasakan
oleh orang lain,rasa sakitnya lebih parah lagi .Tentu, orang yang menjadi
sasaran sikap hasud ayau kemarahannya akan menjaga kenikmatannya lebih ketat
lagi dari gangguan orang yang hasud. Dengki yang kedua adalah sikap membenci
kelebihan yang dimiliki seseorang dan sangat menginginkan menjadi seperti
seseorang atau bahkan melebihinya.Dengki jenis ini dikategorikan sebagai al-ghibthah,yaitu
dengki yang tidak meracuni pelakunya. Nabi sollollohualaihi wasalam tetap menamainya
dengan hasad .Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh muttafa’alaih dari hadits
Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar , Rasulullah sollollohualaihi wasalam bersabda :
“ Tidak ada iri kecuali terhadap
dua orang.Yaitu terhadap seseorang yang diberi hikmah oleh Allah lalu
melaksanakannya dan mengajarkannya serta terhadap seseorang yang diberi harta
oleh Allah dan dibelanjakannya pada jalan kebenaran.” ( HR. Bukhari )
Ibnu Umar Mengatakan
“ Seseorang yang diberi Al-qur’an oleh
Allah lalu membacanya pada malamnya,dan melaksanakannya pada siang harinya,Dan
seseorang yang diberi harta oleh Allah lalu mengimpakan kepada kebenaran pada
waktu malam dan siang.” ( HR.Bukhari )
Abu Hurairoh Mengatakan :
Tidak ada hasad kecuali terhadap
dua orang ,seseorang yang diberi al-Qur’an oleh Allah lalu dia membacanya pada
waktu siang dan malam.Lalu didengar oleh seseorang dan berkata,mudah-mudahan
saya juga dikaruniai seperti dikaruniai kepada orang itu lalu saya beramal
seperti orang itu beramal. ‘’Juga seseorang yang diberi harta oleh Allah lalu
dia menginfakannya pada yang benar ,lalu berkata,’mudah-mudahan saya juga
diberi seperti orang itu diberi agar
saya dapat beramal seperti orang itu beramal . ( HR Bukhari )
Semua hasad dilarang oleh Nabi
sholawlohualaihi wasalamkecuali al-ghithbah iri yang paling dibenci adalah
benci terhadap keadaan orang lain dan menginginkan hilangnya kenikmatan yang
dikaruniakan Allah kepada orang lain,dan itu adalah adalah dengki.
Ada yang mengatakan bahwa sesuatu
tidak dikatakan hasad kecuali seseorang hanya menyukai jika sebuah kenikmatan
pindak kepadanya. Rasa suka itu muncul akibat penglihatannya atas kenikmatan
yang ada pada diri orang lain. Seandainya tidak ada penglihatan atas kenikmatan
tertentu,tentu kecintaan itu tidak akan
muncul. Jika penglihatan itu dimulai dengan kebencian melihat karunia yang
diberikan kepada orang lain maka munculah hasad karena rasa kebencian itu
disertai rasa ingin memiliki (menyukai).Namun ,jika kesenangan atas kenikmatan
yang dikaruniakan Allah kepada orang
lain itu tidak disetai dengan
keinginan untuk memilikinya,pada dirinya
tidak ada perasaan hasad.Ini merupakan ujian kepada sebagian besar
manusia.Bahkan, ada yang dikatakan bersaing .Persaingan yag dimaksud meliputi
dua hal.Pertama adalah disukai dan diminta jika persaingan itu dalam kebaikan
dan dapat mendatangkan kebaikan untuk akherat.Kedua adalah persaingan untuk
merebut sesuatu karena kebencian atas sesuatu yang telah diperoleh orang
lain.Persaingan dalam hal kedua ini
dibenci.